INTERNALISASI NILAI ASWAJA BAGI CIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS WAHID HASYIM

by admin AswajaCentre
0 comments

Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) merupakan salah satu kampus NU terkemuka di Semarang. Unwahas terus berupaya dan berkomitmen untuk mewujudkan kampus yang unggul dalam mentransformasikan keilmuan dengan berlandaskan nilai Aswaja. Salah satu upaya yang ditempuh adalah internalisasi nilai Aswaja bagi warga kampus Unwahas.

Pada hari Selasa, 19 April 2022 salah satu tim jurnalis Pegiat Muda Aswaja (PMA) Unwahas melakukan wawancara dengan Bapak Dr. Ali Martin, S.IP., M.Si. di ruang kerjanya. Bapak Ali Martin adalah salah satu dosen aktif di FISIPOL UNWAHAS sekaligus menjabat sebagai Ketua LP2M Unwahas. Selain di kampus beliau juga aktif sebagai ketua LAKPESDAM NU Kendal. Sebagai seorang akademisi dan pegiat NU, Bapak Ali Martin ingin menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter artinya SDM yang memiliki kapasitas kaum muda NU untuk pembangunan peradaban kedepan. Kemudian Bapak Ali Martin membahas terkait internalisasi nilai-nilai Aswaja, Nilai-nilai Aswaja sangat bagus, baik dan universal. Artinya, nilai aswaja dapat memberikan gambaran pada kita untuk berfikir secara bijak. Terkait dengan internalisasi nilai tersebut sebenarnya yang paling penting, kita tidak hanya hapal namun dapat menghayati serta mengamalkannya. tegas beliau.

Paradigma berfikir sebagai orang NU dengan nilai-nilai aswaja tersebut bisa diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya: adanya kegaduhan di media sosial terkait hubungan antar atau intern umat beragama cukup diselesaikan dengan kemampuan penyadaran diri terhadap nilai Aswaja. Dalam internalisasinya bagaimana kita dalam menyikapi hal-hal di masyarakat untuk tidak keras, namun bijak serta melakukan persuasi. Secara tidak lansung mereka sudah bisa menginternalisasikan karakter Aswaja, tutur beliau. Selanjutnya Bapak Ali menyampaikan bahwa Internalisasi nilai aswaja dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Contohnya ketika terjadi persoalan, kita tidak serta merta langsung menghujat, melakukan protes keras, dan sebagainya. Tetapi kita harus tabayyun dulu, meneliti kebenaran tersebut. Bicaranya Aswaja tetapi perilakunya tidak mencerminkan sikap Aswaja. Ini hal yang harus dihidari, tegas beliau.

Terkait korelasi nilai Aswaja terhadap pembangunan bangsa, menurutnya terdapat korelasi positif tentunya. Hal yang paling sederhana untuk dilakukan adalah meresapi (manhajul fikr) dan bersikap menjadi insan mulia. Dalam hal ini dapat melakukan filter untuk mengambil nilai yang baik dan membuang nilai buruk untuk kemaslahatan umat manusia. Di akhir pembahasan, beliau berpesan kepada mahasiswa UNWAHAS agar memiliki paradigma baik tentang nilai aswaja. Bukan sekedar menjadi bahan wacana semata, namun bisa diaplikasikan secara bertahap dan konsisten. Harapannya mahasiswa dapat memegang prinsip secara teguh. Dengan penerapan nilai Aswaja, maka manusia yang berkepribadian baik adalah mereka yang berilmu dan berkarakter mulia.

Kontributor: Pegiat Muda Aswaja / Nur Vania Fitra (Mahasiswa Prodi Ilmu Politik Unwahas)

You may also like