Rabu, 10 Agustus 2022 salah satu anggota Pegiat Muda Aswaja Universitas Wahid Hasyim Semarang, mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta dalam acara ASEAN Youth Interfaith Camp, di Hotel Horison, Semarang. ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) merupakan kegiatan tahunan ASEAN, yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Kemenpora melalui deputi bidang pengembangan pemuda bekerja sama dengan Kemenko PMK, Kemenlu, Kemendikbudristek, dan Kemenag. Acara ini sudah berjalan semenjak tahun 2019. AYIC tahun 2022 ini diikuti oleh 30 pemuda dari tujuh negara anggota ASEAN di Hotel Horison, Semarang pada Rabu, 10 Agustus 2022. ASEAN Youth interfaith Camp 2022 mengusung judul diskusi Strengthening Community Resilience Through Interfaith Community.
Acara dimulai dengan perkenalan seluruh peserta yang terdiri dari 30 pemuda dari 7 Negara. Selanjutnya disusul dengan diskusi yang terbagi menjadi 5 kelompok, tiap-tiap kelompok merupakan anggota yang berasal dari Negara dan Agama yang berbeda-beda. Sehingga dapat bertukar pengalaman dan budaya, untuk menjalin toleransi yang lebih tinggi dan saling menghormati. ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) adalah program penting dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan saling menghormati antar masyarakat yang memiliki keberagaman agama.
AYIC memberikan kesempatan kepada pemuda antar ASEAN untuk dapat memperoleh pengalaman langsung dan interaksi antarumat beragama secara harmonis, penuh respek dan toleransi, sehingga nantinya akan mampu menjadi agen pelopor moderasi dalam beragama di kawasan ASEAN. Program ini merupakan program yang istimewa bagi saya, karena menambah kekayaan pengetahuan terutama budaya dari Agama lain, karena dari situlah nilai-nilai toleransi dapat diterapkan. Bagi pemuda, tentunya tidak pantas jika masih memandang dengan satu sisi saja, meskipun berbeda-beda dari latar Agama, Suku, bahkan Negara patutnya kita menerapkan Semboyan Bhineka Tunggal Ika Ujar Octalia Heri ( Pegiat Muda Aswaja ) Salah satu pemuda yang berasal dari Ahmadiyah juga menjelaskan, akan pengalamannya menjadi kaum Minoritas.
Namun, dengan adanya program ini, ia mendapatkan kesempatan untuk memberikan penjelasan mengenai Islam Ahmadiyah dan beberapa aktivitasnya. Nilai toleransi yang begitu tinggi, ditaburkan melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, tak lain juga penting bagi perkembangan dan kemajuan Bangsa. Jelasnya Tidak hanya Ahmadiyah, Agama lain seperti Buddha, Kristen, Katolik juga memberikan suara dan pengalaman juga opini mengenai agama-agama yang mereka anuti.