PERDALAM WAWASAN KE-ASWAJAAN, ASWAJA CENTER UNWAHAS GELAR RANGKAIAN CAPACITY BUILDING SESI 2

by admin AswajaCentre
0 comments

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Dimana mayoritas dari umat muslim yang tinggal di Indonesia merupakan penganut faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang termasuk di dalamnya mengikuti madzhab Imam Syafi’i. Salah satu organisasi keagamaan yang sangat dikenal di kalangan masyarakat adalah Nahdlatul Ulama, yang sejak awal berdiri menegaskan sebagai pengamal Islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah.

Dalam rangkaian agenda Capacity Building yang digelar Aswaja Center Unwahas, pada hari kedua tepatnya hari Jum’at, 17 Juni 2022 menghadirkan narasumber Bapak Ali Imron, M.Pd.I (Kaprodi PGMI FAI Unwahas) yang menjelaskan materi seputar Aswaja Sebagai Metode Berpikir dan Pergerakan. Aswaja itu merupakan manhaj, tegas narasumber di awal paparan materi. Madzhab dapat didefinisikan sebagai aliran dalam sebuah agama. Sedangkan manhaj berarti jalan, metode, serta prinsip berpikir dalam menghadapi persoalan-persoalan agama sekaligus urusan sosial-kemasyarakatan. Kemudian hal inilah yang menjadi makna Aswaja sebagai Manhaj al-Fikr (metode berpikir) dan Manhaj al-Harokah (metode bergerak).

Pada pertemuan tersebut, narasumber juga memaparkan prinsip-prinsip Aswaja sebagai manhaj, di antaranya meliputi aqidah, pengambilan hukum, tasawuf khlaq, dan bidang sosial-politik. Sebagai Manhaj al-Fikr, narasumber menjelaskan bahwa NU berpegang teguh pada prinsip Tawasuth (moderat), Tawazun (seimbang), Ta’adul (keadilan), serta Tasamuh (toleran). Sikap dan nilai-nilai tersebutlah yang membawa Aswaja kepada keserasian dan keharmonisan dalam mengamalkan ajaran agama serta berkehidupan sosial di lingkungan masyarakat.

Aswaja dalam perannya sebagai Manhaj al-Fikr bertujuan menjaga peradaban dan stabilitas keamanan manusia di muka bumi. Aswaja menolak cara-cara berpikir dan bertindak licik, kasar, merusak, intoleran, serta hal-hal yang membawa kepada kemudharatan. Adapun pemahaman Aswaja sebagai Manhaj al-Harokah, narasumber menjelaskan bahwa Aswaja memiliki pola pergerakan yang kultural, namun tetap berpegang teguh pada prinsip ideologi yang sebelumnya telah dijelaskan dalam Manhaj al-Fikr. Di akhir paparan materi, narasumber menegaskan kembali bahwa tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini adalah ketidakpastian. Hal inilah yang kemudian berpotensi membawa kita pada kemunduran dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, kita sebagai generasi Aswaja an-Nahdliyyah harus mampu memegang teguh prinsip Aswaja baik sebagai Manhaj al-Fikr, maupun Manhaj al-Harokah.

Kontributor: Pegiat Muda Aswaja / Reza SM (Prodi Hubungan Internasional)

You may also like