Aswaja Muda Unwahas Turut Hadir dalam Pelantikan PW Pergunu Jateng  dan Bedah Buku

by admin AswajaCentre

Jajaran pengurus PW Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jateng Acirc dilantik langsung oleh Ketua Umum PP Pergunu, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA. Upacara pelantikan bertempat di Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang, Asuhan Dr. (HC) KH. Shodiq Hamzah. Jum’at (2/12/2022).

Setelah pelantikan tersebut, acara dilanjutkan dengan bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan: Inspiratif, Menggerakkan dan Memberdayakan di dalam buku yang dibedah, disebutkan minimal ada 9 kehebatan sang kiai yaitu:

1. Sukses Bangun Pesantren Besar dalam Waktu Singkat. Kiai asep sukses mendirikan dan mengembangkan pondok pesantren dalam waktu singkat yang diberi nama Amanatul Ummah di pacet pada 2016. Tapi dalam jangka waktu sekitar 9 tahun sudah besar. Bahkan santrinya mencapai 10 ribu orang. Total 12 ribu santri dengan santri di pesantren Amanatul Ummah yang di surabaya.

2. Piawi Cetak Santri Berkualitas dan Berprestasi / Lulusan Amanatul Ummah banyak di terima di perguruan tinggi negeri favorit dan luar negeri bahkan kiai Asep tidak hanya piawai mengembangkan pondok dan dan merekrut santri yang banyak tapi juga hebat dalam mencetak santri berkualitas dan berprestasi.

3. Kiai Mandiri / Kiai Asep kiai yang benar-benar mandiri. Bahkan sangat mandiri beliau tak pernah menggantungkan pesantrennya pada bantuan orang lain. Termasuk pemerintah, bahkan tawaran bantuan presiden Kiai Asep kiai yang benar-benar mandiri. Bahkan sangat mandiri beliau tak pernah menggantungkan pesantrennya pada bantuan orang lain. Termasuk pemerintah, bahkan tawaran bantuan presiden Joko Widodo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ditolak.

4. Kiai Anti Proposal / Ini sangat fenomenal terutama ditengah kecenderungan para pengelola pendidikan termasuk pesantren mengandalkan proposal bantuan pemerintah, kiai asep justru sebaliknya menolak keras

5. Selalu Berpikir Kejayaan Islam dan Indonesia / Paradigma kiai asep adalah paradigma NU dan pesantren liat saja pendiri NU semua berpikir tentang kejayaan islam sekaligus indonesia . bagi para kiai NU nasionalisme adalah bagian dari ajaran islam jargon hubbul wathon minal iman ( mencintai tanah air bagian dari iman) adalah contoh nyata bagaiamana para kiai NU tak pernah berpikir dikotomis Acirc tentang islam dan indonesia.

6. Sukses Mendidik Putra Putrinya / Kiai asep lahir di plered cirebon jawa barat pada 16 juli 1955. Hasil pernikahannya dengan Hj Nyai Alif Fadilah, kiai asep dikaruniai 9 putra- putri. Dari segi pendidikan kiai asep cukup sukses banyak yang lulusan universitas al azhar cairo mesir, di samping universitas di maroko dan perguruan tinggi negeri seperti unair dan uin syarif hidayatullah jakarta.

7. Entrepreneur Berinsting Tinggi / Kiai asep adalah seorang entrepreneur yang punya insting kuat beliau juga mempunyai obsesi besar terutama tentang ekonomi pondok pesantren NU dan bahkan indonesia. Ia sering tak habis pikir terhadap seorang kiai yang jadi pejabat tapi tak pernah punya inisiatif untuk membangun perguruan tinggi dan rumah sakit.

8. Pemimpin Optimis Fokus dan Total / Kiai asep adalah tipe pemimpin yang sangat fokus dan total beliau tak mau setengah setengah atau nanggung dalam usaha dan berjuang. Kiai asep bahkan berani mengundurkan diri sebagai anggota DPRD Kota Surabaya semata untuk fokus pada pondok pesantren yang diri rintisnya.

9. Dermawan yang Zuhud / Kiai asep mempunyai kepekaan dan komitmen sosial sangat tinggi. Beliau tak ingin sukses sendirian, bahkan ketika masih miskin kiai asep sudah berpikir tentang orang lain itulah yang beliau lakukan ketika menjadi guru di lamongan.

Kiai asep membawa murid-murid yang pintar tapi tak mampu secara ekonomi untuk dikuliahkan di surabaya. Saat itu kiai asep tinggal di surabaya tapi mengajar di lamongan tiap hari pulang- pergi. — Hadir dalam kegiatan ini Ketua Umum PP Pergunu, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA., Sekretaris Umum PP Pergunu, Dr. H. Aris Adi Leksono, M.M.Pd., Ketua PP Pergunu, HM. Faojin, M.Ag., M.Pd., Wakil Ketua Umum, Achmad Zuhri, M.I.Kom., Rektor Universitas Wahid Hasyim, Prof. Dr. KH. Mudzakkir Ali, MA, Dr. KH. Adnan, MH, Pengurus PWNU Jawa Tengah, Banom-Banom di bawah PW NU Jawa Tengah dan Mahasiswa Unwahas serta Mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kontributor: Pegiat Aswaja Muda / Unwahas / Dina Lorenza (Prodi PAI FAI Unwahas)

You may also like