Aswaja Muda Unwahas mengadakan acara literasi Aswaja yang bertema Reinforcing Social Identity . Acara ini dilaksanakan di Lab Aswaja Muda yang bertempat di gedung E3.03 Universitas Wahid Hasyim Semarang, Jumat (26/05), Pukul 14.00 WIB. Acara ini menghadirkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Bapak Afthonul Afif, S. Psi., M.A sebagai anggota kehormatan AKPI, yang membahas mengenai pentingnya menjaga nilai-nilai aswaja dalam memperkuat jati diri kita sebagai in idu dan masyarakat. Acara literasi Aswaja ini dibuka oleh Niza Salsabila selaku pembawa acara. Dilanjutkan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Ahsan Muharram dan doa oleh Bapak Imam Khoirul Ulumuddin, M. Pd.I., serta menyayikan Indonesia Raya yang dipimpin oleh Amanda. Acara selanjutnya yaitu sambutan oleh ketua/koordinator Aswaja Muda Unwahas yaitu Areif Prasetyo. Ia berharap literasi Aswaja tersebut bermanfaat bagi kita semua. Sambutan kedua oleh ketua Pusat Kajian Aswaja Unwahas yaitu Bapak Ma as Shobirin, M. Pd. Beliau berharap komposisi yang ada di Aswaja Muda Unwahas dapat membuka cakrawala dan diskusi yang telah kita lakukan akan terkoneksi dengan banyak hal. Kita lahir untuk suatu hal yang perlu adanya kebesaran usaha dan jiwa. Apabila telah berusaha insyaallah apapun akan tercapai dan bermanfaat bagi masyarakat, ujarnya. Acara selanjutnya yaitu seminar literasi Aswaja dengan tema Reinforcing Social Identity , bersama Bapak Afthonul Afif, S. Psi., M.A. Sebagai mahasiswa Unwahas yang merupakan universitas Islam Ahlussunnah wal jamaah perlu melestarikan dan menjaga nilai Aswaja itu sendiri, ujar Wahyu selaku moderator. Bagaimanakah konsep Aswaja yang kita pahami? Pertama, tawasuth disebut juga titik tengah. Relevansi dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan bersikap toleran, yaitu saling menghargai atas segala perbedaan. Sikap toleran telah diwariskan nenek moyang terdahulu dan menjadi antibodi dalam menghadapi kenyataan bahawasannya kehidupan sangat komplek. Kedua, tawazun berarti seimbang. Relevansinya dalam kehidupan kita yg beragam, misalnya seimbang dalam memilih. Maksudnya adalah memilih secara matang dan tidak mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum. Ketiga, tasamuh yang berarti toleransi. Ahsan mengatakan Toleransi yaitu ketika seorang yang berbeda agama bisa saling menghargai . Pada dasarnya toleransi tidak hanya ditujukan untuk kelompok lain tetapi sesama kelompok juga. Toleransi yaitu sikap hidup yg berani keluar dari diri sendiri dan disaat bersamaan teguh dalam kebenaran. Identitas terbagi menjadi identitas pribadi dan identitas sosial. Dalam pembentukan identitas sosial terdapat banyak persaingan, seperti lebih unggul, lebih baik, lebih produktif, dll. Relasi antar kelompok secara naluriah bersaing unggul-unggulan, dan jika tidak unggul maka akan menghilang. Naluri bersaing itu sangat alami, sehingga kita sebagai makhluk yang diberi ilmu harus melakukan persaingan berdasarkan aturan. Acara literasi Aswaja ini dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan, serta ditutup dengan foto bersama. Bapak Afthonul Afif, S. Psi., M.A. mengatakan Orang yang besar yaitu orang yang menjadikan dirinya melampaui orang lain.
105
previous post