Sebagai rangkaian peringatan Dies Natalis Unwahas yang ke-22, Fakultas Agama Islam Unwahas menggelar seminar dialog dengan mengusung tema Mengarusutamakan Moderasi Beragama di Lingkungan Perguruan Tinggi Umum. Adapun kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Dekanat Lt. 06 Universitas Wahid Hasyim Semarang, juga disiarkan secara langsung di kanal YouTube Unwahas TV pada hari Rabu (03/08/2022).
Pembicara dalam acara ini yaitu (Izzak Lattu) Direktur PUSAPDEM UKSW Salatiga dan Tedy Kholiludin (Direktur CRMS Fakultas Agama Islam Unwahas). Serta dipandu oleh Ummu Jauharin Farda ( Dosen Fakultas Agama Islam) selaku Moderator. Dr. Iman Fadhilah, M.S.I (Dekan FAI Unwahas) menyampaikan akan perasaan yang sangat bahagia dimana bisa sama-sama berkumpul dan menghadiri dalam acara ini, yang merupakan rentetan acara untuk memperingati Dies Natalis Unwahas yang ke 22.
Beliau sangat bersyukur atas kehadiran bapak pendeta Izak Lattu bersama rekan-rekan semuanya. Beliau juga berharap semoga para hadirin,dalam keadaan sehat selalu dilindungi Tuhan yang Maha Esa Allah SWT aminn. Acara hari ini adalah sebagian cara kami untuk mengo ol, berdialog, dan sharing tentang tema yang kita sebut mengarusutamakan moderasi beragama di lingkungan perguruan tinggi umum . Terimakasih atas kehadiran semuanya mudah mudahan acara pada pagi hari ini memberikan kemanfaatan semuanya Ujarnya.
Izzak Lattu (Direktur PUSAPDEM UKSW Salatiga) menyampaikan bahwa moderasi beragama sangat penting. Dengan kata lain moderasi beragama artinya moderat lawan ekstrem kita tidak ingin di Republik tercinta ini ada paham apalagi pengalaman agama yang ekstrem dan berlebihan. Moderasi beragama sebagai Will of all , solidaritas transversality , nilai-nilai kebersamaan yang harus dijaga moderasi antara kebijakan pemerintah dan keterbukaan umum. Tedy Kholiludin (Direktur CRMS Fakultas Agama Islam Unwahas) menyampaikan bahwa point yang dapat di ambil di dalam Moderasi Beragama adalah akomodatif terhadap budaya lokal. Tantangan bagi moderatisme beragama adalah : otoritas keagamaan, media sosial sebagai media pertarungan, dan local religius authority structure .
Kontributor : Pegiat Muda Aswaja Unwahas / Dina Lorenza (Mahasiswi Fakultas Agama Islam Unwahas)